Selasa, Juli 28, 2009

Menemukan Spirit di Tengah Badai

Judul : Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh Bergelimang Makna
Penulis : J. Sumardianta
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : I, April 2009
Tebal : 188 + xv hlm.
----------------------

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.

Ia mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Saat air di panci-panci tersebut mendidih, ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Setelah 20 menit, sang ayah menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan.

Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi mengubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?" tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu seperti wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu? Apakah kamu seperti telur, yang awalnya memiliki hati lembut, namun setelah adanya cobaan menjadi keras dan kaku? Ataukah kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik?”

Kisah di atas cocok sekali untuk menggambarkan isi buku Simply Amazing: Inspirasi Menyentuh Bergelimang Makna. Penulis buku ini, J. Sumardianta, adalah seorang guru dan penulis di pelbagai surat kabar, baik lokal maupun nasional yang sudah malang melintang. Dalam jagat kepenulisan, dengan sesama para penulis lain, Sumardianta kerap kali dipanggil “Pak Guru”. Usia kepenulisannya sudah lebih 20 tahun. Otomatis, kepiawaiannya dalam memainkan kata-kata sudah amat mumpuni. Dan buku ini adalah merupakan klimaksnya dalam melahirkan buah karyanya yang tadinya berceceran dalam rimba media massa.

Sebagaimana diakuinya, buku ini sebagai florilegia spiritualem, yaitu semacam buket rohani yang menyentuh, menggugah, dan memiliki daya ubah. Di dalamnya banyak kisah para tokoh yang berjenis “bubuk kopi”, yaitu ketika keadaan mereka buruk, justru menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarnya juga membaik. Para tokoh itu di antaranya: Patmini, Listiana Srisanti, Sindhunata, Jalaluddin Rakhmat, Hasari Pal, Ram Chander, Sipon Adisumarto, Saptono, Kevin Dwi tetuka Nuringtyas, Doni, Pak Kliwon, Elvan Wenas, Joko Pinurbo, Mangunwijaya, Soegijo Pranoto, Sartono Kartodirdjo, Karen Armstrong, Danah Zohar, dan masih banyak lagi.

Musibah ataupun cobaan tidak selalu identik dengan kesialan, kedukaan, kesia-siaan dan peristiwa negatif. Tetapi justru bisa jadi berarti peristiwa yang membawa pengaruh positif dan pemompa semangat hidup bagi manusia untuk bercermin diri, dan menata kehidupan ke arah yang lebih baik. Listiana Srisanti, sang penerjemah Harry Potter, pada 21 Agustus 2004, misalnya, mengidap kanker stadium IV dan diperkirakan sisa umurnya tinggal 4-6 bulan. Dokter sudah menyimpulkan bahwa penyakitnya tak bisa lagi disembuhkan.

Suatu ketika keajaiban datang, kanker di paru-paru Lis telah lenyap. Meski begitu dia masih harus menjalani kemoterapi beberapa kali. Walhasil, penyakitnya pun sembuh. Namun, beberapa tahun kemudian, kanker itu muncul lagi. Lis pun pasrah. Dia menerima semua cobaan itu dengan lapang dada, karena hal itu memang sesuatu yang harus terjadi. “Tuhan akan membuat semuanya indah pada waktunya”. Ujar Lis dengan mantap.

Sampel tokoh lainnya adalah Dahlan Iskan, Founding Father Jawa Pos. Pada menjelang, saat, dan sesudah dioperasi transplantasi liver di RS Tianjin, China, dia malah berefleksi ria. Dahlan banyak bercerita tentang kebajikan-kebajikan yang dia gali dari pengalaman hidupnya. Dahlan juga berencana mendirikan lembaga nirlaba yang tugasnya bergerilya ke kantong-kantong kemiskinan mencari anak yang belum diimunisasi. Ada sekitar 10 persen penduduk Indonesia terjangkit hepatitis B, katanya.

Kehidupan memiliki makna dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan. Manusia memiliki suatu kehendak untuk hidup bermakna yang merupakan motivasi utama untuk hidup. Kita memiliki kebebasan untuk menemukan makna hidup melalui apa yang dikerjakan, apa yang dihayati, atau sekurang-kurangnya dalam sikap yang kita ambil atas situasi dan penderitaan yang tak dapat diubah lagi. Hal itulah yang diperagakan Patmini, Mbah Wir, dan Pak Kliwon. Sumardianta mengisahkannya dengan dramatis.

Setiap pagi, Patmini meninggalkan kampung dan memanjat tanggul Stasiun Howrah untuk mengumpulkan pecahan batubara yang berceceran di bantalan rel kereta api. Pecahan itu ia tampung di bagian bawah roknya. Separo dari jumlah yang terkumpul digunakan buat menyalakan tungku masak keluarga. Sisanya dijual untuk tambahan penghasilan. Semua itu dilakukan untuk meringankan beban ekonomi keluarganya.

Mbah Wir sudah empat puluh lima tahun hidup berjualan jajan pasar di pedusunan Pakem, Sleman, Yogyakarta, tak memberikan keistimewaan apa-apa pada dirinya. Ia tetap miskin. Rumahnya reyot. Namun dia menjalaninya dengan ikhlas dan tanpa mengeluh. Sedang Pak sukiman tak pernah menumpang bus saat pulang ke desanya. Ia mengayuh becaknya sampai Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Perjalanan ditempuh selama lima jam karena harus berhemat supaya anak-anak tetap bisa sekolah.

Peradaban kita saat ini meyakinkan banyak orang untuk melihat penderitaan sebagai satu ‘takdir’ yang tidak dapat dicegah dan dielakkan. Akan tetapi buku ini mengajarkan kepada kita untuk melihat nilai positif dari penderitaan dan memberikan kesempatan untuk merasa bangga terhadap penderitaannya. Salah satu teknik yang digunakan tokoh-tokoh ini adalah teknik persuasif, yaitu mengambil sikap yang lebih konstruktif dalam menghadapi kesulitannya.

Kisah dalam buku ini mengajarkan kita bahwa sebuah musibah atau pun kegagalan, yang diibaratkan air panas, mengandung hikmah positif bagi manusia sebagai sarana mengukur kekuatan kita dalam menghadapinya. Di sinilah kualitas diri akan terlihat apakah dia memiliki mental serta hati yang kuat dalam kehidupan kesehariannya atau tidak. Hasan Al-Bashri, sufi Irak, berkata, “Manusia sama saja tatkala sama-sama dilimpahi nikmat, namun ketika cobaan datang menimpa, saat itulah akan terlihat perbedaan-perbedaannya”. Oleh karena itu, jika kita semakin tegar menghadapi musibah maka semakin berkualitaslah tingkat diri kita, dan demikian pula sebaliknya jika kita menjadi rapuh dalam menghadapi musibah maka mengindikasikan kualitas diri yang begitu rendah.

Karya Sumardianta ini bergelimang quotasi, aforisma, dan alegori bercahaya. Kehadirannya begitu penting di zaman yang berpaham hedonisme tanpa ampun ini. Buku ini pun memiliki makna bersahaja untuk menyulut spirit inspirasi untuk menghidupkan dan membangkitkan spirit yang lemah.

Logoterapi berpandangan bahwa ‘makna hidup’ dan ‘hasrat untuk hidup bermakna’ merupakan motif asasi manusia yang dapat dilihat dalam dimensi spiritual. Inilah yang diperlihatkan Sumardianta. Dalam dirinya ada dimensi spiritual, di samping somatik dan psikis. Konflik dasar spiritual yang muncul dari dalam dirinya terjadi akibat ketidakmampuannya untuk muncul mengatasi kondisi fisik dan psikisnya. Nah, melalui karya ini, Sumardianta, dapat memenuhi dorongan spiritual yang dibawanya sejak lahir dengan mengeksplorasi makna keberadaan manusia melalui membaca dan menulis.

Sebagaimana diakuinya dalam bab Sekapur Sirih, tabiat Sumardianta adalah introver. Dia punya kecenderungan kuat untuk menarik diri dari peredaran sosial, dan senang menyimpan diri di dalam kamar dan bercengkrama dengan pelbagai buku. Namun, justru dalam kegiatan yang nyaris godless itulah, dia sering mengalami ekstasi dan kegembiraan rohani, terlebih setelah membuat resensinya. Kebiasaan itu telah dilakukannya sejak 1989 hingga sekarang.

Sumardianta layaknya seorang Alkemis yang bisa mengubah “batu kerikil” menjadi “emas”. Karya sang “Alkemis” ini juga mempunyai kemampuan luar biasa dalam mengubah bencana menjadi hidup baru yang menyenangkan. Dia memiliki kemampuan dalam mengambil manfaat dari kemalangan.***

M. Iqbal Dawami
Staf Pengajar STIS Magelang, penulis Cita-Cita: The Secret and Power Within (2009)

Kamis, Juli 09, 2009

Belajar Kebajikan dari Sang Nabi

*Update*
Resensi ini meraih juara I. Alhamdulillah. Terima kasih.
------------------
Resensi ini sedang ikut dilombakan yang diadakan oleh penerbit Zaman. Semoga saja jadi jawara, karena hadiahnya (berupa buku senilai Rp.350.000) akan saya sumbangkan ke perpustakaan yang ada di kampungku.
------------------
Judul: Bilik-Bilik Cinta: Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi
Penulis: Dr. Nizar Abazhah
Penerbit: Zaman, Jakarta
Cetakan: I, 2009
Tebal: 384 hlm.
------------------

George W. Burns, seorang ahli psikoterapi yang berpengalaman di bidang psikologi klinis memaparkan bahwa cerita dapat memiliki kekuatan yang dahsyat, yakni menumbuhkan sikap disiplin, membangkitkan emosi, memberi inspirasi, memunculkan perubahan, menumbuhkan kekuatan pikiran-tubuh, dan bahkan menyembuhkan. Dengan adanya cerita yang kita bagikan kepada orang lain akan menawarkan pilihan yang menyenangkan hati, baik anak-anak maupun orang dewasa. Topik apa pun menjadi hidup saat disampaikan dalam bentuk cerita. Di samping itu, orang-orang di semua usia mudah mengingat informasi jika disandikan dalam cerita.

Buku Bilik-Bilik Cinta: Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi merupakan salah satu topik yang disampaikan melalui bentuk cerita. Di dalamnya adalah pelbagai kisah keseharian Nabi Muhammad Saw. yang kerap kita abaikan begitu saja. Karya Nizar Abazhah ini, memuat aspek religius (agama), pedagogik (pendidikan), dan psikologis. Oleh karena itu, buku ini begitu efektif untuk dijadikan sarana transformasi nilai-nilai positif kepada sang pembaca.

Empat belas abad yang silam, Nabi Muhammad Saw. wafat, tetapi namanya tetap semerbak dan terukir abadi di hati kaum muslim. Sejarah kehidupannya yang jernih tak hentinya mengalir memberikan kesejukkan, mengobati dahaga sekaligus cermin bagi manusia sepanjang masa. Hal yang menjadi pertanyaan dasar, apa sesungguhnya rahasia besar di balik pesona keagungan perilaku Rasulullah Saw. tersebut? Buku karangan Nizar Abazhah berusaha menjawabnya

Ketika Aisyah r.a ditanya tentang akhlak Nabi Saw., ia menjawab.” Akhlak beliau adalah Alquran.” Jawaban yang simpel tapi mempunyai makna yang dalam. Alquran merupakan sumber dari nilai akhlak dan kenyataannya bisa dilihat dari perilaku (sunnah) Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari- hari.
Kebesaran Rasulullah baik sebagai Rasul ataupun pemimpin sama sekali bersih dari kultus dan pemitosan. Beliau bukanlah manusia “sakti mandraguna”. Secara lahiriah beliau manusia biasa dari kalangan kebanyakan. Yang membedakan Rasulullah dari manusia lain adalah posisinya sebagai pembawa wahyu. Allah berfirman, ”Katakanlah bahwasannya aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan yang satu. Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju pada-Nya…”(QS. Fushshilat: 6).

Sebagai manusia, Rasulullah Saw. mampu mengimbangi keluhuran posisinya sebagai pemimpin dunia dengan sikap tawadhu (rendah hati). Saat melihat seorang sahabat yang menghadapnya tampak gemetar, beliau menegurnya dengan lemah lembut penuh kearifan. “Kenapa kamu ketakutan? Aku bukan seorang raja, aku hanya anak seorang perempuan suku Quraisy yang makannya dengan daging yang dikeringkan (sebuah makanan kalangan orang miskin Arab.”

Selain, Alquran dan Hadits, Rasulullah mewarisan keteladanan hidup yang luhur. Buku ini adalah salah satu buku panduan untuk meneladani kehidupan Rasulullah Saw. Nizar Abazhah menyampaikan contoh-contoh keteladanan Rasulullah seperti, kerendahan hatinya, kesederhanaannya, kedermawanannya, kasih sayangnya dan lain-lain.

Beberapa contoh dapat kita simak. Suatu ketika Rasulullah mendatangi rumah Fatimah, putrinya, dan bertanya, “Di mana kedua cucuku?” Fatimah kemudian menjawab bahwa Hasan dan Husain ikut ayahnya bekerja di rumah seorang Yahudi.

Rasulullah pun segera mendatangi rumah orang Yahudi yang disebutkan. Ketika sampai di rumah yang dituju, Rasulullah mendapati Ali yang sedang bekerja beserta kedua anaknya. “Wahai Ali,” sapa Rasulullah, “Tidakkah kau bawa anakmu pulang, sebelum terik matahari menyengat mereka?”

“Wahai Rasulullah,” jawab Ali, “hari ini kami tidak memiliki apa pun untuk dimakan. Karenanya, biarkan kami bekerja di sini sampai dapat mengumpulkan makan untuk kami makan sekeluarga.”

Rasulullah pun segera membantu Ali, dengan menimba air untuk mendapatkan kurma. Satu ember air mendapat upah satu kurma, sampai akhirnya terkumpul beberapa kurma, dan cukup untuk dimakan sekeluarganya. Baru Rasulullah pulang bersama mereka.
Dalam bab Hidup Sederhana, Abazhah mencontohkan tempat tidur sang Nabi. Bila merasa lelah, Nabi merebahkan diri di atas tikar daun kurma; tikar kasur yang menorehkan bekas di lambungnya. Suatu hari seorang wanita Anshar berkunjung ke rumah Aisyah. Begitu pandangannya jatuh ke alas tidur Rasulullah yang keras, ia merasa iba. Kemudian ia mengirimkan alas tidur wol. Tetapi, setelah terlihat oleh Nabi, beliau menganggapnya sangat mewah, dan menyuruh Aisyah mengembalikan kepada pemiliknya sembari bersabda: “Kembalikan itu! Demi Allah, kalau kumau, Allah pasti memberiku bergunung-gunung emas dan perak.”

Dalam contoh yang lainnya, disebutkan bahwa Aisyah berkata, “Tak pernah Rasulullah kenyang tiga hari berturut-turut. Padahal, kalau mau, kami bisa kenyang. Tetapi, beliau lebih memilih mendahulukan orang lain”.

Berbahagialah umat Islam yang mempunyai teladan Rasulullah Saw., seperti yang dicontohkan di atas. Dalam menjalani kehidupan ini mestinya kita lebih sabar, sederhana, bijaksana, saling mencintai, berpikir logis dan beberapa hal yang menuju pada kebaikan hakiki di mata Allah Swt.

Sungguh demikian penting bagi setiap diri muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah itu karena itu pula yang akan menjadi penuntun baginya dalam menjalani kehidupan ini. Sikap dan akhlak diri Nabi Muhammad Saw. adalah acuan yang paling mantap dan bisa dipertanggungjawabkan karena telah menjadi suri tauladan yang paling baik bagi setiap Muslim dan Muslimah di sepanjang sejarah hidup umat manusia.

Melalui potongan-potongan kisah kehidupan Muhammad, buku ini mengajak Anda “berdekatan” dengan Rasulullah yang dipuji Allah sebagai manusia berakhlak paling mulia. Anda akan merasakan keindahan cinta, persaudaraan, dan kebajikan yang beliau tuntunkan. Tanpa terasa, tetes-tetes wewangian akhlak sang Nabi akan meresap ke dalam hati Anda dan melembutkannya.

Buku ini merupakan “sahabat” bagi setiap Muslim yang ingin memperharum akhlaknya dengan meneladani Nabi Muhammad Saw.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang, blogger buku di http://resensor.blogspot.com

Minggu, Juli 05, 2009

Sang Maestro Bulu Tangkis

Judul: Panggil Aku King
Penulis: Robert Adhi Ksp
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: xxiii + 456 hlm
------------------------

Liem Swie King adalah seorang legenda bulu tangkis kelahiran 28 Februari 1956 di Kudus, Jawa Tengah . Ia terkenal dengan julukan King’s Smash, karena smash-annya begitu tajam dan dilakukannya dengan gaya yang unik. Sejak kemenangannya pada All England 1978, King mulai menjadi idola baru dalam dunia bulu tangkis. Ia menjadi penerus kejayaan Rudi Hartono. Karier bulu tangkisnya terus melesat. Medali emas ia raih pada Asian Games VII (1978). King menang straight set dari Han Tsien (China). Tahun 1978-1979 merupakan tahun-tahun awal kejayaannya. Berbagai hadiah, sanjungan serta menjadi idola baru, dan terkenal diterimanya. Ia pernah menjadi yang tak terkalahkan selama 33 bulan, di antaranya menyabet dua kali gelar juara All England (1978 dan 1979). Sepanjang 1978-1979 ia selalu menjadi jawara di setiap pertandingan.

Pada waktu itu, belum ada seorang pemain pun yang membuat rekor selama satu tahun penuh tidak pernah terkalahkan. Bahkan, Rudi Hartono mengakui kelebihan King ini, dengan mengatakan, “Saya saja rasanya tidak bisa mempertahankan kondisi puncak demikian terus menerus selama satu tahun”(hlm. 103). Jadi, King dianggap sangat luar biasa dalam karir cabang olahraga ini.

Robert Adhi Ksp, penulis buku ini, berusaha menuturkan metamorfosis kehidupan seorang Liem Swie King, dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu. Robert menghadirkan biografi King yang lengkap, mulai dari masa kanak-kanak, hingga dewasa, dan dilengkapi pula kesaksian dari beberapa kolega dan tokoh-tokoh terkenal tentang King.

Di tengah kejayaannya, King pernah melakukan blunder. Ia melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya harus diskorsing selama tiga bulan. Kejadian tersebut terjadi dalam SEA Games X 1979 di Jakarta. Pada pertandingan penyisihan nomor tunggal putra, ia dinyatakan kalah WO dari Lee Hai Tong, pemain Singapura. Pasalnya, ia terlambat lima menit datang ke tempat pertandingan. Seharusnya pertandingan itu dilakukan pada pukul 09.30 tetapi sampai menit terakhir King tak juga muncul. Namun, dalam buku ini diceritakan mengapa King bisa terlambat.

Masa-masa Skorsing, King mendapat tawaran main film yang berjudul Sakura dalam Pelukan bersama Eva Arnaz. Dan selama itu pula, ia tidak pernah berlatih bulu tangkis. Akibatnya, saat memulai mengikuti turnamen lagi, ia sering mengalami kekalahan, salah satunya adalah dalam kejuaraan All England pada 1980. ia dikalahkan oleh Han Jian dari China.

Namun,kekalahnnya itu justru melecut dirinya untuk berlatih ekstra keras untuk kembali berprestasi. Bukan hanya dengan latihan, tetapi juga mengembalikan rasa percaya diri. Perlahan King mulai kembali bangkit, dan ia kembali menjuarai All England untuk ketiga kalinya pada 1981.

Kehadiran buku ini sebuah pengingat, kalau dulu Indonesia pernah sangat berjaya di cabang olahraga bulu tangkis. Minimnya prestasi perbulutangkisan kita saat ini menjadi penting buku ini untuk dibaca oleh siapa saja yang peduli dengan hal ini. Buku ini adalah tentang bagaimana seseorang mempunyai semangat pantang menyerah, berjuang melawan keterbatasan menuju prestasi tertinggi. Tidak ada yang tidak bisa dalam hidup ini, asalkan kita mau bekerja keras.***

M. Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang

Rabu, Juli 01, 2009

Kerapuhan Ekonomi Dunia

Resensi ini dimuat di Seputar Indonesia, Minggu 28 Juni 2009
Judul: Kiamat Ekonomi Global
Penulis: David M. Smick
Penerjemah: Arfan Achyar
Penerbit: Daras Books, Jakarta
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: 328 hlm. Termasuk indeks
------------------------------

Kita semua tentu sudah tahu bahwa saat ini negara super power Amerika Serikat (AS) sedang dalam krisis keuangan. Penyebab dari krisis ekonomi AS adalah penumpukan hutang nasional yang mencapai 8.98 triliun USD, pengurangan pajak korporasi, pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan, dan yang paling krusial adalah Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga properti sehingga membangkrutkan Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UF, dan yang lainnya.

Pada 2007 dampak tersebut mulai terasa di Eropa dan Asia. Pasar-pasar Asia ambruk dan pasar-pasar Eropa mulai tenggelam. Dunia tiba-tiba saja berhadapan dengan krisis likuiditas besar, Krisis Kredit Besar 2007-2008. Dan dengan cepat, bank-bank dan institusi finansial dunia lainnya berhenti mengeluarkan pinjaman. Di seluruh dunia, berbagai deal finansial pun berhenti mendadak. Di AS, banyak pembeli rumah yang potensial tidak bisa menutup pembelian mereka. Sistem finansial global mulai terperosok. Seakan-akan darah berhenti mengalir di dalam tubuh, dan si pasien, yang sepertinya tampak sehat beberapa hari sebelumnya, mulai koma.

Pasar kredit dunia pun macet karena tidak ada orang yang yakin dengan liabilitas pihak lain. Hal tersebut adalah keadaan yang berbahaya karena kalau pasar kredit privat berhenti berfungsi, seluruh ekonomi berada dalam posisi berbahaya—PHK, dana pensiun dihapus, nilai bersih dari tabungan rata-rata yang dimiliki keluarga dengan cepat ambruk ketika harga rumah merosot di bawah harga cicilan yang masih harus dibayar. Suku bunga pinjaman konsumsi pun melambung, di antaranya kredit mobil, kartu kredit, dan semuanya. Berarti cepat atau lambat, ekonomi akan menerima hantaman.

David M. Smick, mantan penasihat ekonomi para presiden AS, dan CEO Johnson Smick International, Inc. melalui bukunya Kiamat Ekonomi Global, mengatakan bahwa situasi di atas pada dasarnya berawal dari institusi-institusi keuangan di AS menempatkan sebagian besar pinjaman subprime-nya yang berbau busuk—bak limbah racun—ke dalam fasilitas holding terpisah, membagi jumlah totalnya ke dalam beberapa porsi yang lebih kecil, dan menjual bagian-bagian ini ke berbagai institusi finansial di Eropa dan Asia. Tidak lama kemudian, limbah beracun ini memercik seluruh sistem keuangan negara maju, tetapi tidak ada yang tahu dari mana asalnya. Nah, hal itu menjadikan seluruh dunia mulai membenci AS.

Kita hidup di era globalisasi di mana pasar-pasar finansial telah terinternasionalisasi melalui suatu jejaring teknis finansial yang dikenal dengan nama sekuritasasi. Bagaimana bisa pasar-pasar finansial yang merefleksikan ekonomi yang kokoh di suatu waktu kemudian berubah menjadi kepanikan besar? Bagaimana bisa ketenangan yang ada di permukaan berubah menjadi ancaman serius bagi seluruh sistem perekonomian hanya dalam waktu semalam? Pertanyaan di atas dapat ditemukan dalam buku David M. Smick ini.

David Smick memandu pembaca ke dalam konstruksi selama tiga dekade yang dimiliki sistem finansial yang ada sekarang. Dia mengajak kita mengunjungi relung-relung finansial Eropa sampai ke kekayaan besar kementerian birokratis Asia hingga ke ruang-ruang belakang dari para elite kekuasaan di Washington dan juga ruang perdagangan yang penuh kekacauan di Wall Street.

Ada tiga alasan mengapa buku ini perlu dibaca. Pertama, buku ini merupakan wawasan luar biasa terhadap isi perut keuangan global, ditulis oleh orang dalam dengan gaya yang sangat mengasyikkan sehingga pembaca mana pun pasti bisa dengan mudah memahaminya. Kedua, tema utamanya tentang kerapuhan ekonomi dunia akan tetap membuat pembaca terjaga dan memaksa kita berpikir keras tentang berbagai isu yang belum mengemuka. Dan ketiga, buku ini memberikan peta jalan realistis di tengah keporak-porandaan yang kita alami sekarang.

Smick memaparkan bahwa kebanyakan orang AS sekarang ini tidak punya perspektif sejarah. Periode ledakan (boom) tidak terlalu dianggap serius. Para pemilih di AS yang berusia paruh baya sekarang ini dilahirkan di pertengahan tahun 1960-an. Mereka tidak punya ingatan tentang stagflasi dan antrean bensin yang panjang di tahun 1970-an, masa sebelum ekonomi terglobalisasi seperti sekarang ini. Mereka tidak pernah tahun apa pun kecuali ekonomi yang amat produktif, dengan harga saham yang luar biasa dan pekerjaan yang bergaji tinggi. Banyak penyokong utama globalisasi telah terbuai dan terlena. Karenanya, masa yang ada di depan adalah masa yang berpotensi menjadi masa penuh perubahan kebijakan yang sangat reaktif dan amat berhati-hati.

Ekonomi global spektakuler yang ada sekarang ini tidak stabil dan mengkhawatirkan. Ketika pekerjaan dan investasi berpindah-pindah di seluruh dunia, banyak orang kehilangan pendapatan. Dan ketika pergeseran besar ini terjadi, manfaat ekonomi dari sistem ini sering kali tidak disebarkan dengan adil. Sejatinya, skonomi global lebih mirip dengan organisme hidup yang sangat dinamis. Smick mengatakan, setiap tiga bulan saja, tujuh sampai delapan juta pekerjaan di AS menghilang dan sekitar jumlah yang sama atau lebih besar lagi pekerjaan diciptakan.

Krisis finansial global ini juga diperparah dengan beberapa fakta, seperti korporasi besar yang terus terancam hancur oleh kelas individu. Seperti IBM yang pernah terancam oleh Microsoft. Namun, sekarang ini Microsoft terancam oleh perusahaan-perusahaan baru yang melek internet, seperti Google atau sistem operasi open-source seperti Linux. Hal yang lainnya adalah banyaknya modal dunia bergantung pada investasi di AS, dan aset-aset finansial negara maju lainnya. Sejak tahun 1995, contohnya, 6,5 dolar triliun dalam bentuk modal asing bersih mengalir masuk ke AS. Lebih dari 1,7 dolar triliun defisit perdagangan untuk periode ini.

Beberapa fakta juga tak bisa diabaikan. Berbagai komplikasi geopolitik yang ada di Timur Tengah, runtuhnya kepercayaan terhadap pasar-pasar kredit dan arsitektur finansial AS, serta ketidakpastian global secara umum telah menjadi awan kelam yang menaungi proses inovasi ini di AS. Tidak mengejutkan kalau berbagai CEO perusahaan di AS, bahkan sebelum krisis yang berhubungan dengan subprime, mulai menarik diri, lebih suka membeli kembali saham-saham mereka, merger, akuisisi, daripada berhadapan dengan risiko investasi di usaha-usaha baru.

Fakta lainnya adalah peranan Cina dan India. Salah satu dari banyak hal yang menyumbang naiknya harga minyak yang tinggi sekarang adalah penimbunan yang dilakukan oleh para pemerintahan. Cina, India, dan konsumen lain mengacaukan pasar dunia dengan cara menambah cadangan energinya karena ekspektasi meningkatnya harga. “Ekspektasi naiknya harga juga menurunkan insentif (bagi produsen minyak) untuk menurunkan produksi minyak karena minyak di dalam tanah tampak sebagai aset yang nilainya terus meningkat” (hlm. 49).

Sekarang, dunia mengalami semacam guncangan tektonis dalam bidang finansial. AS, mulai dipandang skeptis oleh dunia. AS sendiri menemukan dirinya dalam suatu posisi yang berbahaya pada saat yang sama dikarenakan berbagai negara lain meniru praktik yang meningkatkan produktivitas ala AS dan mulai menjadi target investasi global yang relatif menarik. Hasilnya, pusat aktivitas finansial global mulai beralih dari kenyataan yang menempatkan AS sebagai pusat semua hal yang berbau finansial.

Karya konsultan pasar finansial pasar finansial di Wahington D.C. ini menawarkan wawasan penuh pengetahuan ke dalam jagat finansial internasional. Oleh karenanya, buku ini sangat relevan dengan situasi yang ada sekarang.***

M.Iqbal Dawami
Staf pengajar STIS Magelang