Rabu, Desember 21, 2011

Menemukan Potensi dalam Diri


Judul: Winning with Passion
Penulis: Jimmy Gani & Ervin A. Priambodo
Penerbit: Esensi
Cetakan: 1, 2011
Tebal: xxvi + 284 hlm.

Setiap orang dilahirkan dengan potensi untuk menjadi pemenang. Sayangnya, kebanyakan dari kita terlalu sibuk memelihara keyakinan yang sebaliknya, bahwa kita tidak layak menang. Alhasil, kita pun menjadi pecundang, menggenapi keyakinan yang kita pegang. Jimmy Gani dan Ervin A. Priambodo mencoba mematahkan mitos yang Anda percayai dan membantu Anda meyakini potensi pemenang dalam diri Anda. Melalui enam cetak biru praktis dan teruji, kepercayaan diri Anda dipulihkan dan semangat Anda digelorakan kembali untuk mengenali, menggali, serta memaksimalkan potensi pemenang di dalam diri Anda.


Membaca buku ini akan menyadarkan Anda bahwa kemenangan sudah ada di depan mata jika Anda memiliki passion. Buku ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang pernah gagal dan ingin bangkit dari keterpurukannya. Tulisan-tulisan di dalamnya memacu kita untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Mengubah mindset, mengenali kekuatam diri, selalu optimistis, lalu terus berbaik sangka kepada Tuhan, diibaratkan sebuah jalan tol yang mempercepat mencapai kemenangan. Buku ini bermanfaat bagi generasi muda penerus bangsa dan siapa pun yang membacanya, agar Indonesia mampu menyetarakan potensi dan realisasinya sehingga setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Seseorang yang percaya bahwa harapan sudah tidak ada, otomatis akan kehilangan gairah. Tentu hal ini memengaruhi proses pencapaian tujuan yang pada akhirnya memengaruhi hasil akhir yang dicapai. Jadi gairah seseorang bergantung pada state of mind-nya. Semakin positif state of mind seseorang, semakin bergairah orang tersebut dan semakin besar peluangnya untuk mencapai sasaran maupun impian.

Winning with Passion adalah sebuah metode mengelola sumber daya dengan penuh gairah. Kunci dari kemampuan seseorang untuk bisa melakukan manajemen dengan gairah adalah berfokus pada pencapaian impian yang ia tetapkan dengan mindset yang senantiasa positif. Winning with Passion dapat dirangkum dengan penerapan konsep: winning mindset: berprasangka baik kepada Tuhan bahwa setiap usaha dan doa akan ia kabulkan dengan memberikan yang terbaik. Selain itu, kita harus memiliki mindset yang positif ketika memandang berbagai hal dan permasalahan yang dihadapi.

Winning behavior: membangun sebuah perilaku yang positif hingga membentuk dan menjalankan perilaku layaknya seorang juara: jujur, unggul, amanah, risk taker, rendah hati, dan adil. Winning attitude in change: mampu melihat, mengamati dan terlibat aktif dalam suatu perubahan dari sudut pandang passion seorang juara. Winning mentality: membangun mental dan passion layaknya seorang juara, berpendirian teguh dalam kebenaran dan mampu menyalakan api kehidupan, mengenal potensi diri, serta berkarya menjadi mulia.

Winning way: usaha untuk mencapai harapan dengan menerapkan langkah dan metode sistematis yakni dengan melakukan Niat, Doa, Ikhtiar, Pasrah, Syukur, Ikhlas. Winning system: mencoba untuk menetapkan impian dan sasaran yang SMART (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, Traceable) sejelas-jelasnya hingga dapat diwujudkan.[]

M. Iqbal Dawami, pecinta buku, tinggal di Yogyakarta

Jumat, Desember 02, 2011

Kepemimpinan Dahlan Iskan di PLN

Judul: Dua Tangis dan Ribuan Tawa
Penulis: Dahlan Iskan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan: I, November 2011
Tebal: xiii + 349 hlm.
Harga: Rp. 64.800,-

Buku berjudul Dua Tangis Ribuan Tawa ini merupakan kumpulan CEO noted yang dibuat oleh Dahlan Iskan—mantan direktur PLN yang sekarang menjabat Menteri BUMN—selama dia memimpin PLN. Bahasanya yang sederhana, jenaka, namun berbobot, Dahlan membahas pengalaman dan usaha yang dilakukan segenap jajaran karyawan dalam melakukan reformasi di PLN, termasuk rintangan dan keberhasilannya.
 

Dahlan Iskan bukan ahli listrik tetapi wartawan dan entrepreneur media yang menjadi CEO PLN, dengan memakai logika dan common sense dalam menyelesaikan persoalan. Dengan gayanya yang mudah dimengerti ia menulis CEO Noted bagi seluruh karyawannya untuk memberi motivasi. Demikian yang dikatakan M. Jusuf Kalla, mantan wakil Presiden RI dan juga seorang pengusaha. Namun lebih dari itu, CEO Noted tersebut juga menjadi inspirasi perubahan bagi seluruh karyawan PLN untuk menjadi lebih baik memenuhi kebutuhan energi di daerah dan seluruh Indonesia. 

Di dalam buku ini kuyup dengan kisah-kisah suka-duka Dahlan Iskan dan para pegawai PLN (yang dikisahkan Dahlan) yang memerlihatkan betapa keputusan-keputusan yang mereka ambil membawa perubahan yang signifikan; pesimis menjadi optimis, lamban menjadi cepat, cacian menjadi pujian, dan sebagainya. Maka secara tidak langsung, ini bisa juga dikatakan kiat-kiat CEO PLN dalam meningkatkan “perusahaan”-nya. Dan melalui CEO Noted inilah pola komunikasi antara pimpinan dan karyawan tetap terjaga secara baik, terbuka, dan blak-blakan.
 

Di CEO Noted ini Dahlan memilih bentuk komunikasi yang tidak langsung. Bentuknya tidak seperti sambutan, tidak seperti imbauan dan bukan pula berisi instruksi. Dia juga menghindari khotbah di dalamnya. 
 

Masalah yang paling sederhananya misalnya mengenai pengadaan baju seragam PLN. Banyak di antara karyawan PLN yang hampir 50.000 orang itu mempersoalkan pengadaan baju seragam. Ada yang bilang telah terjadi KKN di situ. Juga permainan komisi. Ada yang menghendaki agar baju seragam diatur per provinsi. Jangan dipusatkan. Bahkan ada yang minta agar seragam diberikan dalam bentuk uang. Masing-masing karyawan bisa membuat sendiri. Permintaan manakah yang Dahlan penuhi?
 


Jika dipenuhi salah satunya akan menimbulkan ketidakpuasan yang lain, dan akan menjadi pembicaraan di kalangan wartawan yang tak henti-hentinya, mengalahkan pembicaraan untuk mengatasi krisis listrik. Maka Dahlan memutuskan: baju seragam dihapus!
 

Dahlan mengatakan bahwa tulisan menjadi sarana paling efektif dan efisien untuk menjangkau karyawan PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Komunikasi lewat tulisan sangat penting agar pikiran-pikiran pemimpin tertinggi di perusahaan bisa menjangkau seluruh karyawan, bahkan hingga level terbawah.
 

Terkait judul buku ini, “Dua Tangis dan Ribuan Tawa” diambil dari salah satu tulisannya ketika enam bulan menjabat Dirut PLN. Selama enam bulan itu, Dahlan menangis dua kali, tetapi bisa tertawa bahagia ribuan kali. Mengapa Dahlan menangis hingga dua kali? Silakan pembaca membacanya langsung.
 

Dan selama di PLN, Dahlan menangis tiga kali. Yang ketiga yaitu saat dirinya harus meninggalkan PLN karena ditunjuk menjadi menteri negara (Menneg) BUMN. []
 

M. Iqbal Dawami, esais.