Oleh: Peng Kheng Sun
Seperti sudah diketahui,
minat baca masyarakat di Indonesia
masih rendah. Mengenai hal ini banyak pihak telah berupaya mencari akar
masalahnya dan menawarkan solusi untuk meningkatkan minat baca seperti membuat
taman baca, rumah baca, perpustakaan, dan sebagainya. Selain itu, juga terdapat
banyak buku yang isinya memotivasi orang untuk membaca. Masih kurang? Masih ada
istilah bulan Gemar Membaca dan Duta Buku, serta berbagai atribut konvensional
lainnya. Hasilnya jelas, yakni kenyataannya sampai saat ini minat baca
masyarakat Indonesia
masih berjalan di tempat.
Nah, mengapa minat
baca di Indonesia
tetap rendah? Jawaban yang paling sederhana tapi logis dan amat jelas adalah
orang-orang yang gemar membaca di Indonesia justru mengalami sejumlah
kerugian tanpa konpensasi yang nyata. Jika membaca malah menderita kerugian,
siapa yang mau dirinya disuruh memikul beban kerugian? Di Indonesia tanpa
banyak membaca pun orang-orang bisa menjadi juara kelas, mahasiswa berprestasi
tinggi, artis dan presenter top, guru teladan,
PNS teladan, pejabat papan atas,
atau apa saja bahkan termasuk menjadi penulis buku best seller! Lantas apa manfaat nyata yang bisa diharapkan dari
membaca? Jawabannya: Tidak ada, atau setidaknya tidak ada manfaat yang tampak
signifikan, kecuali hanya sedikit manfaat yang dicari-cari dengan susah payah. Keadaan
ini masih diperburuk lagi dengan policy perbukuan yang sangat kental aroma
komersialnya sehingga benar-benar bikin sial saja.
Sejumlah slogan
basi masih terus bergema dengan nafas Senin-Kamis dan wajah frustrasi mejeng di perpustakaan-perpustakaan
sekolah dan umum. Buku adalah Jendela
Dunia, Membaca Memperluas Wawasan, Membaca sangat penting bagi setiap orang, dan
berbagai ocehan lainnya yang semakin tidak karuan sehingga jelas tidak perlu
dipedulikan lagi. Mengapa? Karena masalahnya bukan terletak di situ. Masalahnya
terletak pada: Apa perbedaan nyata dari
orang-orang yang gemar membaca dengan orang-orang yang tidak gemar membaca? Pengalaman puluhan tahun saya menjual
buku membuat saya paham, banyak orang suka mengklaim dirinya suka membaca walau
kenyataannya sama sekali tidak ada minat terhadap buku apalagi mempunyai
perpustakaan pribadi. Artinya, selama ini memang tidak kentara antara
orang-orang yang gemar membaca dengan mereka yang tidak gemar membaca. Di
sinilah letak ruginya menjadi orang-orang yang benar-benar gemar membaca,
yakni:
- Mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli buku.
- Mereka harus merelakan sejumlah waktunya untuk membaca.
- Buku-buku mereka biasanya dipinjam orang-orang yang kurang gemar membaca dan sering tidak dikembalikan lagi.
Nah, logikanya dengan kerugian yang begitu nyata, siapa sih yang mau
menjadi individu yang gemar membaca? Orang-orang yang gemar membaca hanyalah
mereka yang memang dari sononya sudah memiliki hobi membaca atau setidaknya
karena terpaksa seperti tuntutan tugas yang harus dikerjakan. Akan tetapi,
mereka yang tidak mempunyai hobi membaca tapi masih waras tentu malas memasuki ranah
yang cuma menghabiskan uang dan waktunya. Benar begitu, bukan? Sistem Reading
Record (RR) adalah sistem yang menciptakan kontras (perbedaan yang benar-benar
nyata) di antara mereka yang gemar membaca dan yang tidak. Dengan sistem RR,
keuntungan membaca menjadi jelas atau setidaknya sudah ada perbedaan yang
tampak nyata antara mereka yang gemar membaca dan yang tidak.
MANFAAT RR
Tujuan utama RR adalah mengukur kegemaran membaca seseorang. Jika
seseorang mengaku gemar membaca, maka hal itu bisa dilihat dari RR yang
dibuatnya. Dengan demikian, RR akan secara kontras menunjukkan siapa saja individu
yang gemar membaca dan yang tidak. Hal ini sama saja dengan orang-orang yang
membuat berbagai macam perbedaan seperti: master dan non-master untuk dunia
catur, bintang dan non-bintang untuk hotel, pangkat untuk militer, best seller
dan non-bestseller untuk buku (walau ini adalah jenis perbedaan yang
menyesatkan). Dalam buku The Power of
Creativity (bagian lampiran), saya menyarankan membuat Reading Record (RR). Ternyata banyak pembaca
yang sudah mencoba membuat dan merasakan manfaatnya secara nyata bagi mereka.
Bahkan RR kini sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah dan juga digunakan oleh
para pelamar kerja. Berikut ini adalah manfaat-manfaat RR.
Mempermudah Distribusi Informasi
Buku
Dengan menggunakan RR untuk mencatat setiap buku koleksi pribadi yang
telah selesai dibaca, pembaca bisa mendistribusikan informasi tentang
judul-judul buku tersebut kepada pihak lain yang mungkin membutuhkannya.
Sebaliknya, kita juga bisa melihat RR pihak lain untuk mencari informasi judul
buku-buku yang kita perlukan. Dengan adanya RR, penyebaran informasi
judul-judul buku menjadi sangat praktis dilakukan oleh siapa saja.
Mempermudah Menemukan
Referensi
Dengan membuat RR, kita dengan mudah menemukan berbagai referensi
bacaan yang diperlukan untuk menulis berbagai macam tulisan. Jika kita sedang
mencari referensi untuk suatu tema, cobalah periksa RR kita yang terbaru. Jadi,
RR menolong kita mengelola buku-buku koleksi kita secara efisien dan efektif.
Mengukur Minat Baca
RR bermanfaat untuk mengukur keaktifan atau minat baca kita. Apakah
minat kita dari waktu ke waktu meningkat atau malah menurun? Dalam RR kita bisa
melihat seberapa banyak persisnya jumlah judul dan jumlah halaman buku yang
sudah selesai kita baca. Kita juga bisa mengetahui jumlah buku yang kita baca
dalam jangka waktu tertentu, misal selama tiga bulan atau setengah tahun.
Merangsang Minat Baca
RR merangsang pembaca semakin giat membaca dan mencintai bacaan.
Dengan membuat RR, kita menjadi lebih termotivasi untuk membaca lebih banyak.
Kita ingin skor RR kita terus meningkat. Dengan membuat RR, perkembangan minat
dan kemajuan membaca kita terdokumentasikan dengan baik dan rapi.
Meningkatkan Kemampuan
Apresiasi Terhadap Bacaan
RR
meningkatkan kemampuan apresiasi kita terhadap kualitas bacaan. Dengan membuat
RR, kemampuan kita menilai buku akan lebih terasah. Kita bisa membedakan mana
buku yang berkualitas dan mana yang hanya ditulis secara asal-asalan. RR juga
memungkinkan kita membandingkan berbagai macam judul buku yang telah kita baca.
Berfungsi seperti Curriculum Vitae (CV)
RR merupakan salah satu data diri seperti curriculum vitae (CV), yakni catatan tentang buku yang sudah pernah
kita baca. RR menunjukkan jenis buku apa saja yang menjadi minat kita serta
seberapa banyak kita telah membacanya. Semakin banyak kita membaca buku-buku
yang membahas suatu subjek, maka semakin luas pula wawasan kita di bidang itu.
Misal, jika RR kita menunjukkan bahwa kita sudah membaca 125 judul buku tentang
menulis, maka wawasan kita tentang menulis adalah seluas itu. Pencatatan ini juga memungkinkan klasifikasi
bacaan yang dikoleksi.
Mencatat Jumlah Buku Koleksi
RR juga berfungsi untuk mencatat jumlah buku koleksi kita, termasuk
menunjukkan buku-buku yang belum selesai dibaca. Buku yang sudah selesai dibaca
dikasih tanda angka 1, sedangkan buku yang belum selesai dibaca bisa dikasih
tanda angka 0 atau tidak diisi.
Contoh Reading Record
Reading Record (RR)
- Peng Kheng Sun Topik:
Kreativitas
|
|
|
|
|
|||||
Kol
|
Judul
Buku
|
|
|
Hal
|
Penulis
|
Penerbit
|
Terbit
|
Koleksi
|
Rp. 000
|
1
|
The Power of
Creativity
|
1
|
A
|
150
|
Peng Kheng Sun
|
ANDI
|
2010
|
2010
|
32
|
2
|
Cracking Creativity
|
1
|
A
|
308
|
M. Michalco
|
ANDI
|
2010
|
2010
|
65
|
3
|
The Art of
Innovation
|
1
|
A
|
379
|
Tom Kelly
|
Gramedia
|
2002
|
2010
|
67
|
4
|
Exploiting Chaos
|
1
|
A
|
278
|
Jeremy Gutsche
|
Gramedia
|
2010
|
2010
|
95
|
5
|
Knowledge &
Innovation
|
1
|
B
|
485
|
Zuhal
|
Gramedia
|
2010
|
2010
|
140
|
6
|
Berpikir Lateral
|
1
|
B
|
296
|
Edward De Bono
|
Erlangga
|
1991
|
1995
|
30
|
7
|
Bengkel Kreativitas
|
1
|
A
|
311
|
Jordan E. Ayan
|
Kaifa
|
2003
|
2008
|
57
|
8
|
How to Mind Map
|
1
|
C
|
76
|
Tony Buzan
|
Gramedia
|
2004
|
2010
|
30
|
9
|
Mengembangkan
Kreativitas
|
0
|
|
|
David Campbell
|
Kanisius
|
1993
|
2010
|
25
|
10
|
Thinker Toys
|
1
|
A
|
416
|
M Michalco
|
Kaifa
|
2009
|
2010
|
86
|
11
|
Mind Map at Works
|
1
|
B
|
194
|
Tony Buzan
|
Gramedia
|
2006
|
2010
|
55
|
12
|
Mind Map
|
1
|
A
|
148
|
Sutanto Windura
|
Elex Media
|
2009
|
2010
|
60
|
13
|
Be An Absolute
Genius!
|
0
|
|
|
Sutanto Windura
|
Elex Media
|
2009
|
2010
|
60
|
14
|
The Art of Creative
Thunking
|
1
|
C
|
134
|
John Adair
|
Golden B
|
2008
|
2009
|
27
|
15
|
7 Hal Gratis yang
Menentukan Kesuksesan Anda
|
1
|
A
|
244
|
Peng Kheng Sun
|
Gramedia
|
2012
|
2012
|
44
|
16
|
Buku Pintar Mind Map
|
1
|
B
|
225
|
Tony Buzan
|
Gramedia
|
2009
|
2010
|
50
|
17
|
Cara Belajar Cepat
|
1
|
A
|
412
|
Ricki Linksman
|
Dahara P.
|
2004
|
2005
|
30
|
18
|
Menikmati Belajar
secara Kreatif
|
1
|
A
|
94
|
Peng Kheng Sun
|
Samudra Biru
|
2011
|
2011
|
20
|
|
|
16
|
|
4150
|
|
|
|
|
973
|
25 Oktober 2012
|
Memetakan Ragam Bacaan
Dengan membuat RR, kita bisa memetakan jenis bacaan apa saja yang
kita baca. Kita bisa membuat beberapa RR sesuai dengan jenis bacaan. Misal,
kita bisa membuat RR tentang buku pemasaran, kreativitas, menulis, umum, dan
sebagainya. Kemudian, kita membuat Rekapitulasi RR. Dengan demikian, kita bisa
memetakan secara jelas berbagai ragam bacaan yang kita baca. Kita bisa
menganalisis ragam bacaan yang kurang dibaca. Contoh, untuk buku Komputer, dari
45 judul buku, saya baru selesai membaca 18 judul atau baru 40%. Sedangkan buku
Kepemimpinan, dari 59 judul, saya telah membaca 58 judul atau 98%.
Rekapitulasi RR
|
REKAPITULASI
READING RECORD - PENG KHENG SUN
|
|
|||
|
|
Buku
|
Buku
|
Jumlah
|
|
|
TOPIK
BUKU
|
Koleksi
|
Dibaca
|
Halaman
|
|
1
|
Komputer
|
45
|
18
|
40%
|
3,319
|
2
|
Rohani
|
59
|
58
|
98%
|
12,066
|
3
|
Menulis
|
99
|
91
|
92%
|
15,849
|
4
|
Pemasaran
|
30
|
23
|
32%
|
2,190
|
5
|
Kreativitas
|
18
|
16
|
89%
|
4,410
|
6
|
Umum
|
24
|
7
|
29%
|
2,674
|
|
Jumlah
|
275
|
213
|
77%
|
40,508
|
|
25 Oktober 2012
|
|
|
|
Informasi Bacaan Penulis
Dengan mencantumkan RR dalam karyanya, seorang penulis telah
memberikan informasi buku-buku yang dibacanya. Informasi ini bisa menjadi
petunjuk bagi pembaca untuk memahami ide-ide sang penulis dan sumber-sumbernya.
Selain itu, jika setiap kali menerbitkan bukunya penulis mencantumkan RR
terbarunya, maka pembaca bisa menilai seberapa besar peningkatan bacaan buku
sang penulis. Jika jumlah buku yang dicantumkan di RR sangat banyak, penulis
bisa menyertakannya dalam bentuk kepingan CD. Intinya, karena buku-buku yang
kita baca akan mempengaruhi cara berpikir kita, maka penting bagi kita sebagai
pembaca mengetahui buku-buku yang dibaca oleh sang penulis. Dengan kata lain,
kita perlu tahu buku-buku apa saja yang berkontribusi terhadap pemikiran sang
penulis buku yang sedang kita baca.
PERKEMBANGAN RR
Sejak pertama kali diciptakan
hingga kini RR telah digunakan oleh siswa/mahasiswa, orangtua, guru/dosen,
karyawan/calon karyawan, atasan, pembicara, pengusaha, ibu rumah tangga, dan
setiap orang yang ingin mendokumentasikan pengalamannya membaca buku. Siswa
yang membuat RR akan memudahkan guru memantau seberapa besar kegemaran membaca
dan buku-buku bertema apa yang menjadi minatnya. Guru atau dosen yang membuat
RR bisa memberikan informasi kepada murid-murid sumber bacaannya yang
dimilikinya. Pihak perusahaan bisa mendapatkan informasi wawasan calon
karyawannya dengan membaca RR calon karyawan. Singkat kata, RR memberikan
informasi yang membuat perbedaan antara mereka yang gemar membaca dan yang
tidak.
***