Minggu, Oktober 18, 2009

Membongkar Organisasi Perusak Dunia

Judul: Secret Societies: 21 Organisasi Perusak Dunia
Penulis: Michael Bradley
Penerjemah: Ety Triana
Penerbit: Rajut Publishing House, Jakarta
Cetakan: IV, 2009
Tebal: 209 hlm. (termasuk indeks)
---------------------

Sejak awal terbit, buku ini ternyata mampu menyita perhatian banyak orang. Terbukti, pada 2009, buku ini sudah mengalami cetak ulang yang keempat (dari tahun 2008). Rasa penasaran adalah hal yang menjadi daya magnet buku ini. Betapa tidak, buku berjudul Secret Societies:Organisasi Perusak Dunia ini hendak membuat penasaran kita, bahwa ada 21 organisasi rahasia yang terbukti telah merusak dunia baik secara lokal maupun inter-lokal dari pelbagai sisi: politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain.


Yang dimaksud Secret Societies oleh Michael Bradley—sang penulis buku ini—adalah sekumpulan organisasi sosial maupun (atas nama) keagamaan di seluruh dunia dari masa ke masa yang mewajibkan anggota-anggotanya untuk menyembunyikan aktifitas-aktifitas tertentu dari orang luar seperti ritual inisiasi atau upacara perkumpulan. Anggota-anggotanya mungkin diwajibkan untuk menyembunyikan atau menyangkal keanggotaan mereka dan sering disumpah untuk menjaga rahasia perkumpulannya. Biasanya, mereka identik dengan rencana-rencana politis;pembentukan pemerintahan global atau apa yang disebut dengan Tata Dunia Baru (The New World Order – NOW). Ciri khas mereka adalah mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dengan pelbagai cara, meski dengan cara kotor sekalipun.

Bradley menulis buku ini dengan maksud agar masyarakat dunia mengenal komplotan – komplotan rahasia paling berbahaya di dunia. Merekalah para pengendali ekonomi, politik dan seluruh isu – isu global internasional. Secara kasat mata, komplotan itu menampilkan diri moderen dan terhormat di mata publik, namun berbeda dengan pekerjaan mereka sebenarnya.

Organisasi-organisasi yang mereka susun sangat rapi. Mereka memulai menjajah dan meneror, melalui politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan seterusnya. Keduapuluh satu organisasi yang dimaksud adalah The Assasin, The Bilderbergers, The Bohemian Club, The Club of Rome, Council on Foreign Relations (CFR), Essex Junto, Freemasonry, The Golden Dawn, The Illuminati, Knight Templar, Ku Klux Klan, Mafia, Majestik-12 The Aviary and The Aquarium, Mensur, Opus Dei, The Order of Skull and Bones, Sionus Prioratus, The Rosicrucians, The Round Table, Triad, dan Trilateral Commision.

The Assasin (abad 12-13), misalnya, sebuah organisasi yang berasal dari Syiria namun kekuasaannya meliputi negara-negara Islam di timur tengah. Organisasi ini disebut Nizariyah, karena mereka berusaha mengembalikan pangeran Nizar Al-Toyyib (dianggap sebagai reinkarnasi Nabi Ismail) ke tahta kekuasaan Mesir. Komplotan ini mulai disebut The Assasin karena mulai mencuci otak para pemuda untuk diperbudak dengan menempatkan mereka di istana layaknya surga dunia. Untuk mendapatkan kenikmatan surga tersebut mereka halalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhannya. Pengaruh Assasin menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13.

Jika The Assasin dan beberapa organisasi lainnya seperti The Bohemian Club, The Club of Rome, Essex Junto, The Golden Dawn, Ku Klux Klan eksis pada abad yang lampau, sedang—sekadar menyebut—The Bilderbergers, CFR (Council on Foreign Relationship), Freemasonry dan Trilateral Commission adalah beberapa organisasi yang eksis pada masa kini. Keempat organisasi ini memiliki hubungan erat dan saling berelasi. Mereka menguasai minyak & mineral dunia, bank sentral dunia, media massa, teknologi persenjataan, dan penguasaan pangan.

Menurut Bradley, anggota organisasi The Bilderbergers adalah orang-orang penting dalam pemerintahan di Eropa dan Amerika, seperti Bill Clinton mantan presiden AS, Pangeran Charles, Ratu Sophia dari Spanyol, Ratu Beatrix dari Belanda, keluarga Rockefeller Amerika dan Rothschild Eropa.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1968 dan merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia. Ada yang menyebutnya komplotan elit rahasia yang berambisi menguasai dunia. Untuk menjalankan misi, mereka berkedok "kerja sama" yang didukung oleh kalangan elit dunia, Bank Dunia hingga Dana Moneter Internasional (IMF).
Banyak hal yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia—krisis ekonomi, pergantian rezim, perang, dan lain sebagainya—tak lepas dari peran kelompok rahasia ini. Semua ini demi memantapkan hegemoni mereka.

Menurut hasil penelusurannya, komplotan Bilderberg ini tidak punya nama dan eksistensi resmi. Mereka beranggotakan politisi elite dunia yang berjumlah 100 orang lebih; terdiri dari para pakar keuangan internasional, bos-bos internasional, para pemimpin politik dan keluarga-keluarga kerajaan Eropa.

Contohnya Bill Clinton. Saat masih menjadi gubernur, dia dijadikan alat organisasi ini guna menaklukkan North America Free Trade Agreement (NAFTA). Untuk itu, Clinton terpilih sebagai presiden AS. Mereka juga pernah menjebak Uni Soviet dengan bantuan finansial. Kompensasi yang harus dibayar adalah Uni Soviet menyerahkan sumber daya alam. Hal ini juga diterapkan pada negara-negara berkembang. Tujuan mereka agar negara-negara dunia ketiga lumpuh dan bergantung total kepada mereka. Setelah mendapat pinjaman dana dari IMF, penduduk negara-negara berkembang menjadi hamba sahaya abadi untuk melayani kepentingan mereka. Bukankah hal ini menjadi kenyataan pada masa kini, termasuk Indonesia?

Harus diakui informasi keduapuluh satu organisasi yang didapat dari buku ini memang tidak terlalu banyak. Ulasannya kurang mendalam. Oleh karena itu, buku ini hanya menjadi semacam pengantar saja, tak lebih. Secara tematis, buku ini pun kurang lengkap, karena tidak mencantumkan beberapa secret societies yang juga berpengaruh seperti: Jesuit, Zionist, CIA, MI-5, MI-6, MOSSAD, dan KGB.

Meski begitu, buku ini dapat dipercaya informasinya. Bahkan, di akhir halaman buku ini, penulis menantang pembaca untuk mengumpulkan semua alasan, jika tak satupun fakta isi buku ini benar. Sebab, buku ini ditulis dengan menggunakan riset dan penelitian yang matang. Ditambah dengan ilustrasi-ilustrasi yang relevan dengan masing-masing organisasi yang disebutkan tersebut.[]

M Iqbal Dawami,
Staf pengajar STIS Magelang

Tidak ada komentar: