Selasa, Mei 05, 2015

Gandhi dan Nirkekerasan

Pagi ini kuawali dengan membaca buku Gandhi The Man. Beberapa halaman aku baca. Aku memang membacanya secara mencicil, tidak ingin buru-buru menyelesaikannya. Sedikit eman-eman. Ini buku bagus, jadi aku tidak mau menyelesaikan begitu saja tanpa aku renungi dan kukunyah pelan-pelan. Buku Gandhi The Man adalah salah satu buku terbaik  yang pernah aku baca. Nyaris sempurna, baik secara konten maupun penyajiannya. Tidak aneh jika buku ini mengalami cetak ulang.

Buku ini seolah menemukan momentumnya. Buku ini saya pikir harus dibaca oleh para pemimpin, baik dalam skala kecil maupun besar. Baik pemimpin dalam politik, lembaga pendidikan, maupun perusahaan. Ajaran dan laku hidup Gandhi relevan dilakukan oleh siapapun. Karena secara umum, Gandhi memberi contoh bahwa apa yang diucapkan kepada orang lain haruslah dilakukan terlebih dahulu oleh diri sendiri. Ketika kita menyuruh orang hidup sederhana, dia sendiri harus sudah mempraktikkannya.

Kehidupan sehari-hari Gandhi tak ubah masyarakat India pada umumnya waktu itu, baik orang miskin maupun kaya. Dia berjalan kaki kemana-mana, berpakaian khas India, warna putih dan ditenun sendiri. Di dalam sikapnya itu tersimpan perlawanan terhadap penjajah Inggris. Ok, mungkin itu hanyalah simbol secara tangible yang dapat kita elakkan bahwa menjadi pemimpin tidak harus bergaya orang miskin, tidak substantif.  

Barangkali ini yang harus diikuti yaitu intangible, karakter dan sikap Gandhi. Nirkekerasan adalah ajaran utamanya. Jika ada pengikutnya yang berubah haluan yakni tiba-tiba melawan dengan senjata kepada para penjajah tersebut, maka dia akan menghentikan seketika itu juga gerakannya. Luar biasa. Ajarannya ini mengundang simpatik masyarakat India, bahkan negara-negara lain. Ajarannya ini membuat dia tidak takut dengan siapa pun. Dia hadapi musuhnya secara gentleman. Dia dipenjara dengan ikhlas. Semua itu atas dasar cinta dan kasih sayang, bukan kebencian dan balas dendam.  

Selasa,  5 Mei 2015, pkl. 7:23




Tidak ada komentar: