Judul: The $100
Startup
Penulis: Chris
Guillebeau
Penerjemah:
Sugianto Yusuf
Penerbit:
Gramedia
Cetakan: I, 2015
Tebal: xx + 340 hlm.
Alhamdulillah, aku sudah mengkhatamkan buku ini. Ada yang kupahami ada yang
tidak. Paham sih, tapi tidak benar-benar paham, haha...
Aku sudah janji untuk membuat resensinya buatmu. Jadi, aku nekat saja
membuatnya, meskipun tidak paham-paham amat. Ya, buku ini secara keseluruhan
benar-benar memberi pengetahuan baru bagiku. Mungkin tidak bisa dikatakan
tulisanku ini sebuah resensi, karena ada opini dan gagasan yang kutuangkan di
dalamnya, sebagai reaksi dari hasil bacaanku.
Aku merasa buku ini semacam panduan menjadi freelancer, tapi setelah kubaca
bab-bab selanjutnya hingga akhir rupanya tidak juga. Dan aku menyimpulkan bahwa
semangat buku ini menurutku ada dua: kemerdekaan dan solopreneurship.
Seperti yang disebutkan di subjudulnya bahwa buku ini mengajarkan bagaimana
cara mencari penghasilan dari apa yang kita cintai. Ada banyak sampel kisah di
buku ini yang mempunyai penghasilan dari kesenangan mereka, sehingga mereka
menciptakan masa depannya sendiri, dengan tak diduga dan tak disangka. Kisah
mereka dalam buku ini rata-rata yang resign dari pekerjaan tetapnya, kemudian
membangun bisnisnya sendiri (mirip-mirip aku lah).
Mereka membangun bisnis berbasis internet, dan tanpa kantor. Sambil
jalan-jalan mereka tetap bisa menjalankan bisnisnya. Kisah-kisah mereka memang
indah, tapi untuk mencapai kesana rupanya banyak juga tantangannya. Mereka
butuh beberapa tahun meraih kesuksesan itu.
“Cara sulit untuk untuk memulai sebuah bisnis adalah meraba karena tidak
yakin apa gagasan besar Anda akan pas dengan apa yang konsumen inginkan. Yang
mudah adalah mencari tahu apa yang orang inginkan, kemudian mencari cara
memberikannya kepada mereka,” ujar penulis buku ini. Ada satu kisah yang menarik dan kupikir ada
sedikit persamaan denganmu yang pintar bahasa inggris. Orang itu bernama Benny
lewis, penghasilannya $65.000 setahun. Hobinya traveling. Usianya 24 tahun. Hobinya
adalah belajar bahasa. Ada 7 bahasa yang ia kuasai dengan sangat baik, dan
ditempuh hanya 3 tahun saja semua bahasa itu. Ia kemudian ingin berbagi cara
belajar bahasa yang ia gunakan. Lalu ia membuat program yang namanya “Fluent in
3 Month”. Kupikir kamu pun bisa melakukan hal itu.
Buku ini memang berbasis pengalaman dan teoritis. Penulisnya juga pelaku
bisnis model kayak ginian. Dan untuk menyiapkan buku ini, dia melakukan riset
dan wawancara langsung secara intensif dan mendalam. So, aku percaya dengan apa
yang dikatakannya, meskipun tidak mudah melakukannya. Dia mengatakan, “Anda
tidak butuh banyak uang atau pelatihan khusus untuk menjalankan usaha. Anda
hanya perlu produk atau jasa, sekelompok orang yang ingin membelinya, dan
metode pembayarannya.” Dia kemudian memberikan enam langkah yang perlu diambil:
1.
Putuskan produk atau jasa apa
2.
Bangun situs web, yang paling sederhana sekalipun
3.
Kembangkan tawaran
4.
Pastikan metode pembayarannya
5.
Umumkan tawaran Anda ke dunia
6.
Belajar dari langkah 1 sampai 5
Kupikir aku bisa melakukan hal itu, bahkan beberapa poin dari 6 itu sudah
aku lakukan. Tinggal aku menekuni dan mengembangkannya dengan pelbagai cara.
Beberapa bab dalam buku ini mencoba memberi langkah-langkahnya baik secara
filosofi maupun praktisnya. Sudah kebayang sih apa yang hendak aku lakukan
sesuai dengan nasihat dan langkah-langkah konkrit yang dikasih penulis buku
ini. Dan aku sepakat dengan ucapannya bahwa pertarungan terbesar kita adalah
melawan ketakutan dan inersia (kemalasan untuk berubah) kita sendiri.
Buku ini cukup recomended bagi siapa pun yang mau berwira usaha secara
kecil-kecilan (mikro). Ada banyak inspirasi dan langkah-langkah konkrit yang
bisa dilakukan. Tapi, lebih penting dari itu, segeralah bertindak ketika sudah
selesai membaca buku ini.
Dari secuil tulisan ini, kuharap kamu mendapat gambaran perihal isi buku
ini, haha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar