Minggu, Juni 21, 2015

Menjadi Solopreneur

Judul: The $100 Startup
Penulis: Chris Guillebeau
Penerjemah: Sugianto Yusuf
Penerbit: Gramedia
Cetakan: I, 2015
Tebal: xx + 340 hlm.

Alhamdulillah, aku sudah mengkhatamkan buku ini. Ada yang kupahami ada yang tidak. Paham sih, tapi tidak benar-benar paham, haha...

Aku sudah janji untuk membuat resensinya buatmu. Jadi, aku nekat saja membuatnya, meskipun tidak paham-paham amat. Ya, buku ini secara keseluruhan benar-benar memberi pengetahuan baru bagiku. Mungkin tidak bisa dikatakan tulisanku ini sebuah resensi, karena ada opini dan gagasan yang kutuangkan di dalamnya, sebagai reaksi dari hasil bacaanku.

Aku merasa buku ini semacam panduan menjadi freelancer, tapi setelah kubaca bab-bab selanjutnya hingga akhir rupanya tidak juga. Dan aku menyimpulkan bahwa semangat buku ini menurutku ada dua: kemerdekaan dan solopreneurship.

Seperti yang disebutkan di subjudulnya bahwa buku ini mengajarkan bagaimana cara mencari penghasilan dari apa yang kita cintai. Ada banyak sampel kisah di buku ini yang mempunyai penghasilan dari kesenangan mereka, sehingga mereka menciptakan masa depannya sendiri, dengan tak diduga dan tak disangka. Kisah mereka dalam buku ini rata-rata yang resign dari pekerjaan tetapnya, kemudian membangun bisnisnya sendiri (mirip-mirip aku lah).

Mereka membangun bisnis berbasis internet, dan tanpa kantor. Sambil jalan-jalan mereka tetap bisa menjalankan bisnisnya. Kisah-kisah mereka memang indah, tapi untuk mencapai kesana rupanya banyak juga tantangannya. Mereka butuh beberapa tahun meraih kesuksesan itu. 

“Cara sulit untuk untuk memulai sebuah bisnis adalah meraba karena tidak yakin apa gagasan besar Anda akan pas dengan apa yang konsumen inginkan. Yang mudah adalah mencari tahu apa yang orang inginkan, kemudian mencari cara memberikannya kepada mereka,” ujar penulis buku ini.  Ada satu kisah yang menarik dan kupikir ada sedikit persamaan denganmu yang pintar bahasa inggris. Orang itu bernama Benny lewis, penghasilannya $65.000 setahun. Hobinya traveling. Usianya 24 tahun. Hobinya adalah belajar bahasa. Ada 7 bahasa yang ia kuasai dengan sangat baik, dan ditempuh hanya 3 tahun saja semua bahasa itu. Ia kemudian ingin berbagi cara belajar bahasa yang ia gunakan. Lalu ia membuat program yang namanya “Fluent in 3 Month”. Kupikir kamu pun bisa melakukan hal itu.

Buku ini memang berbasis pengalaman dan teoritis. Penulisnya juga pelaku bisnis model kayak ginian. Dan untuk menyiapkan buku ini, dia melakukan riset dan wawancara langsung secara intensif dan mendalam. So, aku percaya dengan apa yang dikatakannya, meskipun tidak mudah melakukannya. Dia mengatakan, “Anda tidak butuh banyak uang atau pelatihan khusus untuk menjalankan usaha. Anda hanya perlu produk atau jasa, sekelompok orang yang ingin membelinya, dan metode pembayarannya.” Dia kemudian memberikan enam langkah yang perlu diambil:
1.       Putuskan produk atau jasa apa
2.       Bangun situs web, yang paling sederhana sekalipun
3.       Kembangkan tawaran
4.       Pastikan metode pembayarannya
5.       Umumkan tawaran Anda ke dunia
6.       Belajar dari langkah 1 sampai 5


Kupikir aku bisa melakukan hal itu, bahkan beberapa poin dari 6 itu sudah aku lakukan. Tinggal aku menekuni dan mengembangkannya dengan pelbagai cara. Beberapa bab dalam buku ini mencoba memberi langkah-langkahnya baik secara filosofi maupun praktisnya. Sudah kebayang sih apa yang hendak aku lakukan sesuai dengan nasihat dan langkah-langkah konkrit yang dikasih penulis buku ini. Dan aku sepakat dengan ucapannya bahwa pertarungan terbesar kita adalah melawan ketakutan dan inersia (kemalasan untuk berubah) kita sendiri.

Buku ini cukup recomended bagi siapa pun yang mau berwira usaha secara kecil-kecilan (mikro). Ada banyak inspirasi dan langkah-langkah konkrit yang bisa dilakukan. Tapi, lebih penting dari itu, segeralah bertindak ketika sudah selesai membaca buku ini.

Dari secuil tulisan ini, kuharap kamu mendapat gambaran perihal isi buku ini, haha..



Tidak ada komentar: