Sabtu, Agustus 09, 2008

Wanita-Wanita Tumbal Sang Casanova



Judul: Killing Her Softly
Penulis: Beverly Barton
Penerbit: Dastan Books
Terbit : Juli 2008
Tebal: 600 halaman

“Cintai mereka- lalu tinggalkan” itu mungkin sudah menjadi semboyan sang casanova. Julukan bagi seorang penakluk wanita yang selalu ingin menyenangkan dan menyayangi perempuan. Cerita sang casanova memang sudah melegenda sebagai sosok pengagum wanita. Menjalin hubungan singkat lalu meninggalkannya tanpa jejak. Laki-laki yang terkenal akan buaya daratnya membuat wanita-wanita cantik bernasib malang terjerumus dalam kebodohan yang dibuatnya sendiri. Begitulah sudah menjadi reputasi sang casanova -mempunyai tampang memikat -penakluk hati setiap perempuan. Tokoh inilah yang dilakonkan Quinn Cortez disebut-sebut sebagai sang casanova dalam novel killing her softly karya Beverly Barton.

Quinn Cortez pengacara terkenal di Houston, diduga menjadi penyebab nasib tragis semua wanita yang menjadi kekasihnya, yang berakhir meregang nyawa di ranjang tempat tidurnya.

Wanita-wanita cantik telah dikorbankan untuk menebus dosa sang casanova. Lulu Vanderly, -disebut dalam prolog novel killing her sofly- gadis cantik yang kaya raya. Adalah salah satu kekasih Quinn yang tewas terbunuh di tempat tidurnya dengan cara dibungkam bantal dan jari telunjuknya telah dipotong-postmortem. Lulu gadis yang sangat tergila-gila pada Quinn. Di malam sebelum ia terbunuh, ia tengah menanti kedatangan Quinn kekasihnya.

Keluarga lulu sangat terpukul mendengar kabar kematiaannya. Sehingga Annabelle Vanderley sepupunya bersumpah akan menemukan pembunuhnya. Annabelle ditunjuk menjadi wakil keluarga Vanderley dan diberi tanggung jawab besar menyelesaikan semua permasalahan kematian sepupunya. Tugas inilah rupanya yang membawa pertemuaannya dengan Quinn Cortez tersangka utama pembunuhan lulu.

Sejak awal pertemuan Annabelle dengan Quinn inilah novel ini mulai bergulir. Memaparkan kisahnya melacak pembunuh Lulu Vanderley dan kekasih-kekasih Quinn yang lain. Disertai intrik-intrik drama romantis yang mengagumkan. Bagaimana tidak? Ternyata Quinn Cortez seorang pengacara terkenal di Houston yang diduga terlibat kasus pembunuhan lulu Vanderley, justru jatuh cinta sama Annabelle Vanderley sepupu korban yang pada dasarnya akan menjadi lawan hukumnya.

Quinn Cortez harus meyakinkan pihak kepolisian dan juga Annabelle bahwa ia tidak membunuh Lulu. Quinn bersama pengacaranya Kendall Wells berusaha mencari pembunuh yang sebenarnya. Kendall Wells yang juga sahabat lamanya tak lain adalah salah wanita pengagum Quinn. Dia mencintai Quinn dan menikmati hubungan singkat yang diinginkannya. Semua wanita termasuk Kendall seorang pengacara yang hebat dengan mudah terjerat dalam jaring sang penakluk.

Pemandangan mengejutkan saat Quinn akan menemui Kendall di rumahnya, Kendall terbunuh sama persis dengan kematian Lulu. Dibungkam dan dipotong jari telunjuknya. Dua wanita kekasih Quinn telah terbunuh dengan cara yang sama. Quinn semakin terpojok dengan dugaan kuat bahwa dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Seorang detektif berhasil menemukan bahwa 3 wanita dibunuh dengan cara yang sama dibungkam dan jari telunjuknya telah hilang. Joy Ellis di New Orleans, Carla Millican di Dallas dan Kelley Fleming di Boytown. Wanita-wanita itu pernah menjalin hubungan dengan Quinn Cortez dan dibunuh dengan cara yang sama. Quinn masih mengingat semua kenangan bersama mereka. Tapi tidak untuk wanita yang bernama Kelley fleming yang sulit untuk dingatnya.

Tak ayal lagi, Annabelle juga seperti dibius oleh daya pikat sang casanova. Apakah ia akan membiarkan dirinya terjerat masuk dalam daftar kekasih Quinn Mengorbankan dirinya untuk tumbal sang casanova. Ada ketakutan yang menyergapnya bahwa Quinn mempunyai kepribadian ganda yang sekali waktu dapat keluar dari tubuhnya dan menjadi Quinn yang lain yang bisa membunuh. Quinn bahkan mengatakan padanya bahwa ia mengalami pingsan di saat wanita-wanita itu terbunuh, dan tersadar setelah semuanya terjadi. Apakah dalam pingsannya ia dapat membunuh?.

Quinn dikenal sangat penyayang. Bahkan sangat dicintai dan dikagumi staf-stafnya. Jace Morgan, Aaron Tully dan Mercy. Dan siapa yang tidak terpesona oleh Quinn sang casanova? Bahkan termasuk juga Mercy assisten pribadinya yang setengah mati mengharap Quinn mau menerima cintanya. Tapi wanita mana yang bisa lolos dari kematian. Karena kebodohannya mencintai sang casanova. Mercy pada akhirnya mengalami nasib yang sama.
Siapa pembunuh sebenarnya yang sangat suka mengoleksi jari telunjuk wanita-wanita pemuja sang casanova? Seorang anak –Quinn kecil- mempunyai masa lalu yang sangat tragis. Sehari-hari ia harus menghadapi siksaan ibunya yang selalu menudingkan jari telunjuknya tepat ke arah hidungnya. “Kamu anak nakal yang telah dikutuk mewarisi wajah tampan Quinn.” Ia sangat ketakutan menghadapi kebengisan sang ibu yang tertawa puas disaat ia menangis kesakitan. Ia sangat membenci jari telunjuk itu. Hingga pada waktunya ia mampu menghentikan teror ibunya. Ia akan melakukan pembebasan itu.
Membebaskan wanita-wanita bodoh dengan penuh kelembutan agar dapat terlepas dari penderitaan karena mencintai sang casanova. Quinn harus membayar semuanya, menebus apa yang pernah ia lakukan pada ibunya juga dirinya. Anak yang diterlantarkan begitu saja. Benih dari percintaan seorang gadis kurus tinggi semampai –Kelley Fleming- yang pernah tidur bersama Quinn.

Inilah klimaks dari novel ini. Dimana pada akhirnya Quinn Cortez berhadapan dengan Quinn jahat, pembunuh kekasih-kekasihnya. Yang tak lain adalah Jace Morgan, staf pribadinya. Bocah yang ditemukannya di pinggir jalan saat berumur 16 tahun, yang tanpa disadarinya begitu mirip dengannya. Dan Jace membuat pengakuan bahwa Quinn harus menebus dosa-dosanya. Akhir yang sangat mengharukan karena Quinn menyadari dan tahu bahwa ia tak dapat mengubah masa lalunya, ia tak dapat kembali dan menyelamatkan jace. Walau ia dapat menyelamatkan Annabelle dari sergapan pembalasan Jace. Quinn justru telah menghabisi nyawa anaknya sendiri.

Novel ini sangat mengasyikkan untuk dibaca habis hingga tuntas. Teka-teki untuk menemukan misteri pembunuhan menyebar dari bab ke bab. Pembaca bahkan dituntun untuk tidak berkedip sedikitpun menikmati ketegangan alur cerita yang sebentar-sebentar dibumbui kisah romantis pelaku utamanya ataupun pelaku-pelaku pelengkapnya. Kisah-kisahnya kerap menjadi kejutan tak terduga dan bahkan dapat mengelabuhi pembaca terseret dalam adegan percintaan dan dengan tiba-tiba berpindah untuk berpikir keras menemukan benang merah dari kasus pembunuhan berantai.

Membaca Killing Her Softly menjadi pelajaran penting bagi kita. Kisahnya masih sangat relevan dengan fenomena masa kini. Dimana orang tua “ayah, kaum laki-laki” kerap menjadi sorotan justru tidak jarang malah menyelewengkan tugas dan tanggung jawabnya. Seorang ayah seharusnya mampu memberi pengayoman dan kasih sayangnya terhadap anak dan istrinya. Dan walau bagaimanapun tindakan ceroboh dan kebodohan masa remaja kita tak pelak akan membentuk pribadi anak-anak keturunan kita.
-- Robi'ah Dawami

Tidak ada komentar: